Jumat, 08 November 2013

Berhati-Hati Dengan Barang Syubhat

Sumber: Dakwatuna.com 
 
”Sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang haram itu sudah jelas, di antara keduanya ada perkara syubhat yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa berhati-hati dengan yang syubhat, ia telah memelihara agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjatuh pada syubhat, maka ia telah terjerumus pada yang haram.” (Muslim)

Kalimat itu diucapkan Nabi Muhammad saw. lebih dari 14 abad silam. Beliau memberi peringatan kepada kita untuk berhati-hati dalam masalah halal dan haram, serta sesuatu yang tidak jelas di antara keduanya. Hal itu menyangkut rezeki yang didapat, makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dikenakan, nafkah yang diberikan kepada keluarga, dan hal-hal lain yang terkait dengan hidup keseharian kita. Semuanya harus berasal dari yang halal, baik secara hukum maupun secara zat. Allah swt. memerintahkan kita untuk selektif dalam mengkonsumsi segala hal yang menjadi kebutuhan hidup kita.

“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168)
 

Kamis, 07 November 2013

Anak Enjoy Ber-"Tanggung Jawab"


Uda seminggu tanpa aspri. Agak berantakan tapi lega sih. Terutama batin, jadi kaya ada space aja. Fyuh..

Kejadiannya kamis lalu. Pas abinya Dines Luar untuk 4 hari. Sore2, Hizba, Junda, Hibban maen pasir bareng Andi (nama samaran) di depan pager rumah om Ferry, tetangga sebelah. Andi ini temen sekelas Hizba, rumahnya jarak 100m dari rumah kami.

Sebelumnya, Hizba uda mastiin saya, kalo dia uda ijin om Ferry buat maen pasir disitu. Om Ferry juga uda ngijinin. Oke, ummi santai dong, beberes rumah. Nge-DJ dulu euy alias nyupir bin nyuci piring :D

Sampe akirnya kedengeran suara kenceng kaya hantaman benda keras, berulang kali diiringi cekikikan. Perasaan gak enak nih, langsung cek ke depan. Ebener aja, Hizba bawa palu gede dipukulin ke tembok pager om Ferry, sampe temboknya remuk, ngelupas skitar 10cm keliatan batu batanya.

Si Andi langsung kabur sambil bilang gak ikut-ikutan. Saya liat temboknya yang hancur, sambil ngompakin ati-kepala. Inhale-exhale. Lemes saya. Akirnya nanya juga deh ke Hizba: "Terus gimana ini?". Sambil nunduk, lunglai, Hizba jawab: "Andi yang nyuruh mi. Mas tau ini bahaya, tapi tadi Andi duluan yang mukul temboknya..". Saya diem, rasain. Oke, dia lagi curhat. Cukup sediain telinga berhati. Mulut kunci dulu, stop bawel.

Selasa, 05 November 2013

Anak Bolos Sekolah


Senin pagi, ummi bangun kesiangan. Lupa belom masak nasi, nyari naskun ke pasar. Dapet sih, tapi udah jam 6 lebih. Di rumah, Si Jun dan Hibban heboh 'strategi'. Giliran nyiapin sarapan, Hizba bilang gak mau sekolah karena ngantuk. Baiklaaah *error*

Udah inhale-exhale, fokus aja sama: 'terus mau diapain nih?'. Setelah mikir-mikir, akirnya ummi dapet wangsit. Pilihan buat Hizba ada dua. Pertama, silahkan sekolah dengan ngantuk-ngantuknya itu, tapi ada TV dan PS seperti biasa, sesuai sepakatan tersendiri. Ato kedua, boleh gak sekolah, tapi:
1. Gak ada TV+PS sampe jam pulang sekolah
2. Tetep muroja'ah tahfidz, ngaji+mata pelajaran sesuai hari itu sampe jam pulang sekolah
3. Besoknya ijin sendiri ke ustadz kenapa hari ini gak masuk

Konsekuensi kalo langgar sepakatan:
Gak ada TV+PS 3 hari
 

Jundallah dan Iqro' 3


Sebenernya 2 bulan lalu Junda uda lulus iqro' 2 dan bole lanjut iqro' 3, etapi dianya ogah. Katanya ada 'kasroh', Junda gak suka sama garis yang di bawah, sukanya sama garis yang di atas alias fathah :D

Btw ngaji ini kan, selaen sholat, jadi syarat maen PS. Ngaji 1 halaman = PS 1 jam. Nah karena Junda gak mau lanjut iqro' 3, jadilah dia ngaji iqro' 1 ato 2 ato yang dia rasa bisa, DEMI maen PS.

Lama-lama ummi ngerasa kok kayanya ada yang salah ya. Ummi 'dikerjain' ato Junda yang uda 'naik kelas' dan ummi yang ketinggalan jaman ini. Hmmm.. saatnya bikin sepakatan yang smart deh.

Ummi putuskan untuk rapat sama Hizba Junda. Kami bikin aturan baru untuk maen PS. Terutama yang ngaji, harus sesuai dengan batas akhirnya. Kalo Hizba nyampe juz 5 QS. An-nisa, ya silakan dilanjutkan. Begitu pun Junda, uda nyampe iqro' 3 ya berarti lanjut berikutnya, bukan ngulang sebelumnya. Ato ngaji yang dianggep gampang aja. Ngaji gak lanjut, sorry to say, gak ada PS. Deal!


Baca Selengkapnya...

Jumat, 26 Oktober 2012

2 Hewan Qurban dari Pemulung

Sumber: Salam-Online.com

Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemulung memberikan dua hewan qurban di Masjid Al Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan. Pengurus masjid yang menerima dua ekor kambing itu menangis terharu. “Saya nangis, tidak kuat menahan haru,” ujar Juanda (50), salah satu pengurus Masjid Al Ittihad kepada merdeka.com, Jumat (26/10/2012).
Juanda menceritakan, Selasa (23/10/2012), seorang pemulung bernama Maman datang ke Masjid Al Ittihad. Masjid megah ini terletak di kawasan elit Tebet Mas, Jaksel. “Bawanya pakai bajaj. Dia kasih dua ekor kambing untuk qurban. Dia bicara tegas, justru saya yang menerimanya tak kuat. Saya menangis,” kata Juanda. Dua kambing qurban yang diserahkan pemulung itu berwarna cokelat dan putih. Kambing itu justru yang paling besar di antara kambing-kambing lain.
Juanda menceritakan, pengurus lain pun terharu mendengar cerita ini. Begitu juga jamaah shalat Idul Adha saat mendengar pengumuman lewat pengeras suara sebelum shalat dilaksanakan. Mungkin, saat membaca cerita ini, mata Anda pun berkaca-kaca.
Adalah pasangan suami istri Yati (55)  dan Maman (35), keduanya pemulung, menabung susah payah untuk berqurban. Yati mengaku,  sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berqurban. “Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel, ngapain qurban,” cerita Yati, Jumat (26/10/2012). Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan qurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berqurban tahun ini. “Pada bilang apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masak tidak pernah qurban. Malu cuma nunggu daging kurban,” beber Yati.

Kamis, 25 Oktober 2012

Satu Jam Saja...

Oleh : Prima Avianti

Berawal dari masa kehamilan. Bahkan saya tidak tahu kalau sedang mengandung anak ketiga. Sempat ingin program untuk mendapatkan babygirl, hehe. Belum ke dokter juga sih, cuma browsing dan tanya sana sini yang (kira-kira) sudah berpengalaman. Ternyata eh ternyata sudah telat tiga bulan, dan benar saja waktu kontrol ke dsog, perut ini sudah 12 minggu usianya. Alhamdulillah.

Seperti biasa trimester pertama saya selalu morningsick, teler bau-bauan, tapi tetap harus mengurus rumah dan anak-anak. Waktu itu belum ada asisten. Selama kehamilan hampir tidak ada masalah, hanya saja kenaikan berat badan saya tidak seheboh waktu sedang mengandung Hizba-Junda yang mencapai angka 20 kiloan. Di kehamilan ketiga ini, total kenaikan berat badan saya hingga melahirkan hanya 14 kg saja.

Menginjak trimester ketiga, tepat di usia 28 - 32 minggu, ujian itu datang juga. Junda sakit dan harus opname. Awalnya saya masih biasa saja hingga dokter memberitahu bahwa Junda menderita bronchopneumonia (radang paru-paru). Masya Allah, mendadak diri ini rasa mati rasa. Dengan segenap kemampuan saya berusaha apapun asal Junda cepat sembuh.
 

Jumat, 07 September 2012

Berlindung dari Hutang, Berharap Berkah dari Syirkah

Oleh: Muhaimin Iqbal
Sumber: eramuslim.com
 
Seorang teman saya memiliki usaha penerbitan skala sedang yang  dibangunnya lebih dari seperempat abad. Dia sama sekali tidak mau menggunakan uang bank atau uang orang lain untuk mengembangkan usahanya, apapun yang bisa dia bangun dengan kekuatan sendiri itulah yang dia lakukan. Prinsipnya ini sejalan dengan do’a yang dia lafadzkan setiap pagi dan petang “…wa a’dzubika min ghalabatiddaini…” dan aku berlindung kepadaMu dari lilitan hutang…” Apa yang dia lakukan ini insyaAllah merupakan kebaikan tersendiri, tetapi sesungguhnya dia bisa berpeluang untuk mendatangkan lebih banyak keberkahan apabila dia mau bersyirkah.
 
Hutang memang seharusnya dijauhi, oleh sebab itulah kita dicontohkan untuk berdoa setiap pagi dan petang untuk berlindung dari lilitan hutang ini. Tetapi syirkah (Persekutuan
usaha untuk mengambil hak atau beroperasi-ed) mendatangkan berkah, sesuatu yang mendatangkan berkah tentu perlu dikejar bukan dijauhi.
 
Keberkahan syirkah ini seperti yang terungkap dalam hadits : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyirkah, selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati yang lain. Jika salah seorang di antara keduanya mengkhianati yang lain, maka aku keluar dari persyirkahan tersebut’” (HR. Abu Dawud dan Hakim).

Rabu, 27 Juni 2012

Tentang Raport "Hizballah"

Oleh: Ummi-nya Hizba Junda Hibban

Dibanding semester kemarin, catatan untuk Hizba di semester ini jauh lebih banyak. Antara lain absen yang mencapai angka 40 hari, buku kegiatannya banyak yang kosong, bintang dua lebih banyak dibanding bintang empat, nilai C dimana-mana, hingga tidak bergairah saat mengerjakan tugas di kelas.

Lalu saya bertanya pada guru kelasnya tentang kapan Hizba tampak bersemangat saat di sekolah? Gurunya pun menjawab saat istirahat tiba. Saya bertanya kembali, kenapa bisa demikian? Apa yang Hizba lakukan saat istirahat? Gurunya menjawab, saat istirahat Hizba bisa bermain sesuka dia termasuk menyusun balok atau bercanda bersama teman-teman. Saya pun hanya tersenyum. Lega saya mendengarnya.

Anyways, dua hari sebelum terima raport tiba. Saat sepulang sekolah, baru juga sampai depan pagar. Sepatu juga masih nempel di kaki. Seperti tidak sabar, Hizba masuk rumah sembari berlari dan berteriak "Alhamdulillah mi.. kata Bu Jaroh, mas mau kelas B! Yey..yey mas sudah tambah besar ya mi! Tar mas jagain ummi terus sama adek-adek juga". Lalu saya dipeluknya. Sumpah, merinding saya dibuatnya!

Rabu, 13 Juni 2012

100 Tahun, 1000 Tahun, 2000 Tahun atau 3000 Tahun Lagi

Sumber : Eramuslim.com

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yang kebesaran melambai lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan dan kemudian duduk di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1905 : 20-01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu"
Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk neneknya....

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 36 tahun ya yah..." kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung.

"Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 36 tahun ... "
 

Berubah Dengan Mimpi-Mimpi Besar

Sumber: Dakwatuna.com

Saya yakin, bahwa kita semua pasti menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun tak semua orang mampu untuk menggapai dan melakukan perubahan itu. Mungkin karena ia merasa belum siap dengan perubahan, atau bisa jadi karena tidak punya nyali (lemah mental, atau tidak mau meninggalkan tabiat dan kebiasaan lama) untuk menerima perubahan itu.

Namun sebagai seorang mukmin seharusnya kita tidak lagi mempertanyakan diri kita siap atau tidak, pantas atau tidak, akan tetapi sebaliknya kita justru harus mencari dan mengejar perubahan itu, karena nasib tidak akan berpihak kepada orang yang hanya berdiam diri saja. “Innallaha la yughayyiru ma bi kaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim”.

Barangkali banyak kisah yang dapat mengetuk pintu hati kita. Dalam berbagai riwayat banyak yang menyimpulkan bahwa perubahan besar sering kali dilakukan oleh insan-insan yang memiliki mimpi-mimpi besar. Mereka yang sayang akan hidupnya yang sementara ini, segera mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Sebut saja seorang pencari hakikat kebenaran (Al-Bahits ‘an al- haqiqah) Salman Al-farisi, sahabat yang menjadi aktor penting dalam perang Khandak.